
“Mau nambah....."
Ujarnya dengan nada sayu namun penuh semangat, mata itu tak pernah bisa berbohong.
"Masih mau makan?"
Pribahasa skeptis,
"Iya."
"Kamu udah banyak loh tadi, laper banget ini pasti." Balasnya,
"Cepetan! Aku! Masih! Lapar!" Ia terus meronta bak singa yang sedang mengamuk.
"Iya sayang, the magic words please." Bahkan raut kasihan darinya terdominasi oleh kebohongan.
"Gimme gimme more!"
Teriaknya tanpa ragu,
setelah itu suara dentuman kencang nan memengkakan telinga datang bersamaan dengan jatuhnya potongan tulang segar dari langit langit ruangan. Tetesan merah merona itu muncul perlahan melalui tabung transparan yang diberi selang dengan akses langsung kedalam tubuhnya.
“AKKKHHHH!" Teriakan pilu nan menyakitkan itu kembali mengudara.
"1785, mission complete, nice reaction."
Senyuman miring merekah melihat keberhasilan yang begitu sempurna.